MacamMacam Tato Dayak. Bentuk dan gambar tato suku dayak pada umumnya diambil dari alam seperti gambar burung enggang yang mewakili dunia atas, tali nyawa pada katak yang mewakili dunia bawah, serta beberapa motif lainnya seperti bunga terong, cabang pohon, dan sebagainya. Tato Dayak Laki Laki Tato dayak modern, tato dayak di lengan, tato suku dayak yang bernilai filosofis, tato dayak vs tato masa kini, tato dayak kenyah, contoh motif dayak kalimantan barat, makna motif dayak, sketsa gambar bunga terong, 30 motif batik kalimantan timur barat tengah selatan sumber : TatoBunga Terong Dayak - Moa Gambar from bunga terung atau bunga terong dengan gambar tali nyawa (bentuk usus pada katak) dibagian tengahnya merupakan penanda bahwa seorang lelaki dari suku dayak telah memasuki masa usia dewasa. Bunga terong sudah naik, orang itu sudah profesional bentuk motif dan jenis Bentukmotif dan jenis bunga terong ada berbagai macam dan letaknya juga berbeda. Ada yang tato terong dan meletakannya di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga mengukir seluruh tubuhnya dengan bunga terong. Bunga terong ada yang bersayap enam, dan ada yang delapan. " Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga terong keliling pinggang biasanya delapan buah berarti orang itu sudah plor atau penuh atau sudah puas merantau," ujarnya. 7 motif bunga terung keliling pinggang.. Macam-macam tato suku dayak kalimantan. bentuk dan gambar tato pada suku dayak umumnya di ambil dari alam seperti burung enggang yang mewakili dunia atas, orang yang tidak paham mungkin akan menganggap sama motip tato mereka padahal dari bentuk dan ukuran lengkung tiap ukiran sangat berbeda.. JosephOdillo Oendoen 54 tahun pria Dayak Salako yang seniman teater mengakui motif-motif Dayak di tubuhnya ikut mendukung penampilannya di panggung. 681 Gambar-gambar gratis dari Tato Wanita. 87 Gambar Tato Nama Di Lengan Paling Keren Gambar co id 01 03 2019 87 Gambar Tato Nama Di Lengan Paling Keren Tato bukan lagi hal yang brutal atau di . Tarian Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/Istimewa Balikpapan, IDN Times - Seni tato sudah menjadi identitas bagi mayoritas Suku Dayak Kalimantan. Sebagian di antara mereka juga beranggapan, tato menjadi simbol filosofi spiritual tentang kedewasaan dan jalan seni tato Dayak berbeda bila dibandingkan tato modern. Mereka masih mempergunakan alat tradisional seperti duri pohon jeruk atau salak sebagai mata jarum tato. Tinta tato pun hanya mempergunakan jelaga yang dicampur madu lebah sebabnya, tato Suku Dayak hanya bercorak warna hitam saja.“Duri pohon jeruk atau salak untuk membuat lubang-lubang kecil dalam tubuh, selanjutnya dioleskan tinta jelaga bercampur madu. Penggunaan madu agar tidak terjadi infeksi,” kata Pengrajin seni tato Dayak David Christian 33, Selasa 9/3/2021.Motif seni tato Suku Dayak sangat beragam. Berikut ini adalah 6 motif seni tato Suku Dayak berikut Tato salampang mata andauSeni tato Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/IstimewaTato salampang mata andau adalah sejenis tato yang dibuat di betis kaki warga Suku Dayak. Tato ini menjadi simbol tombak matahari bagi warga Dayak yang sudah menginjak usia dewasa. Agar mereka nantinya semakin cekatan bekerja membantu orang tuaSelain itu, tato salampang mata andau bisa diartikan sebagai perlambang tameng kehidupan. "Agar kami kaum laki laki mampu bekerja keras dalam mengarungi kehidupan ini," katanya. Baca Juga Wisata Alam Dibuka, Balikpapan Rencanakan Antigen Pengunjung Luar Kota 2. Motif bunga terungPemuda Dayak sedang menarikan tari dalam pesta adat. IDN Times/IstimewaMotif tato lainnya adalah bunga terung yang biasanya digambar di Pundak para pemuda Dayak. Motif ini melambangkan lelaki pekerja keras bagi keluarga. Tato bunga terung berbentuk seperti bunga jenis sayuran terung yang lazim ada di Kalimantan. Bentuknya melingkar simbol kekuatan bagi kaum pria. 3. Motif mata pancing atau mata kaelSeorang prajurit Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/IstimewaMotif mata pancing atau mata kael biasanya dipakai pesilat atau jawara kampung. Selain itu, para tabib atau dukun adat pun biasanya juga memiliki tato unik, melengkung panjang dengan ujung yang meruncing. Persis seperti kail mata pancing bagi masyarakat umum. Filosofinya sendiri menggambarkan kekuatan bisa menarik penyakit dari tubuh seseorang. Selain itu juga tentang ketokohan seseorang Motif ukir rekongTato Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/IstimewaMotif ukir rekong biasa tergambar di setiap leher para pemuda Dayak. Bentuknya seperti ukiran berwarna hitam yang melingkar di sekeliling leher tato ini agar selalu dijauhkan dari keganasan kelompok Tegulun. Tegulun adalah kelompok prajurit perang suku Dayak yang bertugas memenggal kepala musuh di zaman dahulu."Tradisi ini akhirnya yang dihilangkan semasa penjajahan Belanda lewat perjanjian tumbang anoy," ujar Motif tato kaum pemenggal kepalaPemuda Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/IstimewaMotif tato tegulun hanya berupa selarik garis hitam di setiap buku jari pemuda Dayak. Tato ini melambangkan statusnya sebagai prajurit utama yang berhak memenggal kepala setiap sembarang pemuda Dayak yang berhak menyandang motif tato ini. Hanya bagi mereka yang tangguh serta memperoleh persetujuan dari tetua suku Dayak kerap berperang antar suku untuk saling dalam merebut wilayah kekuasaan. Suku pemenang akan memenggal kepala prajurit lawan sebagai simbol terakhir kaum tegulun sempat terlihat saat konflik rasial di Sampit Kalimantan Tengah beberapa puluh tahun Motif tentang alam KalimantanSeni tato tradisional Suku Dayak Kalimantan. IDN Times/IstimewaMotif tato lainnya lebih banyak menggambarkan tentang keanekaragaman hayati Kalimantan. Para leluhur berusaha memvisualkan berbagai corak seperti salampang mata andau atau tombak matahari, buah andu, buah terung, burung enggang, hingga dari semua motif ini, tato Dayak selalu didominasi dengan warna hitam. Baca Juga Balikpapan Youth Spirit, Komunitasnya Anak Muda Cinta Balikpapan Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Motif Dayak Bunga Terong? Terdapat 55 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Motif Dayak Bunga Terong, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. Tato pada masa kini cenderung sebatas aksesoris tubuh semata. Terkadang makna seni mengukir pada bagian tubuh itu bergeser sehingga menimbulkan konotasi negatif. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tato bagi masyarakat Dayak di Pulau Kalimantan. Bagi komunitas ini, tato memiliki makna hakiki yang menggambarkan status sosial, juga memuat perjalanan hidup seseorang. “Tato Dayak punya filosofi, sehingga tak bisa disederhanakan sebatas aksesoris,” tutur Eugene Yohanes Palaunsoeka 57, saat ditemui BeritaBenar di Pontianak, Kalimantan Barat, akhir April lalu. Ada sekitar 400 sub etnik Dayak di Kalimantan, baik yang mendiami Indonesia maupun Sarawak, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Eugen sendiri masuk dalam sub etnik Taman Kapuas. Menurutnya, motif-motif tato Dayak adalah abstrak dari wujud sesungguhnya. Misalkan motif naga, tidak menggambarkan seperti naga yang dikenal umum. Dari sekian banyak motif, yang paling populer adalah bunga terung dengan enam atau delapan kelopak. “Secara filosofis, bunga terung bermakna orang Dayak sebagai perantau, bisa hidup di manapun,” ungkap pria yang rambut panjangnya mulai memutih itu dan banyak tahu tentang makna di balik tato. “Seperti biji terung yang ditabur dalam kondisi apapun, tapi bisa tumbuh. Soal nantinya berbuah atau tidak, tergantung kesuburan tanah.” Eugen memasang tato bunga terung di bahu kiri dan kanan serta punggung pada 1993. Pembuatannya mengikuti prosedur tradisional. Sang penato bukan orang sembarangan, dua tokoh adat Temenggung Jelai dan Temenggung Sumpit. Enam jarum logam disatukan, membuat rintisan motif di tubuhnya. Sepanjang proses pembuatan sekitar enam jam, Eugene harus menahan sakit, merasakan lelehan darah di punggung. Begitu rintisan motif selesai, proses berikutnya “nujah” yakni memasukkan warna ke rintisan tadi dengan dua belas jarum logam yang disatukan. Tinta dawat atau disebut juga tinta cina sebagai pewarna, menghasilkan warna biru pudar. “Pembuatan tato tradisional punya filosofi agar seseorang tahan rasa sakit. Saya hampir tidak sanggup menahannya saat itu, terlebih ketika melihat darah mengucur,” kenang Eugen. Aneka motif dan sakralitas Pada masa tradisi mengayau atau berburu kepala masih dilakukan, selalu ada tanda seseorang pernah berhasil membawa pulang kepala musuh, dengan tato “atai kelingai” bermotif ekor kalajengking yang dirajah di leher. Selain itu, tato di leher juga bisa bermakna lain, sebagai penanda seseorang bijaksana dan perkataannya “berbisa”. Ini diperuntukkan bagi pembesar. Proses pembuatannya harus melalui upacara adat. Tato juga menjadi penanda seseorang telah merantau jauh dari tanah kelahiran. Seperti “bilon” atau bunga tengkawang, bunga pohon yang memiliki sayap sehingga ketika jatuh akan berputar-putar dan mendarat jauh dari pokoknya. Satu motif tato sangat sakral, yang kini sulit dijumpai, adalah motif “tali bendai”, bagian alat musik yang pertama kali dibunyikan setiap kali ada acara adat. Tato ini hanya boleh dimiliki para penghulu, pemimpin, dan temenggung adat. Setiap ada acara adat, mereka dengan tato ini selalu berada di depan. Motif “mata kael” atau mata pancing, dipasang di kaki seorang jago silat atau pendekar. Motif ini juga dipasang pada tangan dukun, menandakan dia bisa menarik peyakit dari tubuh seseorang. Hal yang sulit dipercaya akal sehat ialah motif kelabang atau lipan di lengan. Pemiliknya adalah orang berilmu tinggi, bisa “menghidupkan” kelabang dengan menggosok-gosok lengan sehingga hewan itu begerak, dan memberitahu jika ada bahaya. Penembakan misterius Nilai sakral tato Dayak sempat terusik oleh isu penembakan misterius. Alexander Mering 43, yang berdarah Dayak Iban menitis dari sang ibu, menuturkan, pamannya sampai menyeterika tangan untuk menghapus tato. “Paman menyetrika lengannya untuk menghapus tato, karena khawatir dengan operasi Petrus. Juga stigma telah memandang tato sebagai sesuatu yang negatif, sehingga kakek saya menyembunyikan tatonya di balik pakaian,” kenang Mering. Penembakan misterius yang disingkat Petrus adalah operasi rahasia zaman rezim Orde Baru era 1980-an, yaitu penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang dianggap mengganggu keamanan. Mayat bergelimpangan dari operasi itu sering dikenali dengan tato di tubuh mereka. Sebagai putra Iban, Mering merasa menyesal tidak punya secuil tato pun di tubuhnya. Namun, ia berharap suatu saat ada waktu yang tepat untuk merajah motif bunga terong di tubuhnya. “Saya merasa belum pantas memiliki tato, mengingat sakralitasnya yang harus selaras dengan perilaku hidup,” ujar Mering kepada BeritaBenar. “Saya yakini, menato tubuh bukan sekadar keinginan, tetapi juga kehendak Petara Sang Kahlik. Tidak sekadar fashion seperti ditunjukkan kaum muda sekarang.” Goresan-goresan motif khas tato Dayak yang merupakan abstraksi dari bentuk nyata. Severianus Endi/BeritaBenar Seni yang mendunia Orang Dayak mendiami tiga negara di Kalimantan. Bangsa serumpun ini dipisahkan garis batas negara, tanpa meninggalkan akar budaya. Satu di antaranya ialah Apai Keling 42, seorang Dayak Iban Malaysia, yang tinggal di Kota Miri, Sarawak. Ia menjelaskan, pada masa lalu, merajah tubuh dengan aneka motif tato menjadi sarana bercerita tentang perjalanan hidup seseorang, semacam diari. “Bagi saya, tato di tubuh menerangkan siapa saya, identitas saya sebagai orang Dayak dan apa saja achievement yang telah saya raih,” katanya, saat dihubungi BeritaBenar dari Pontianak melalui telepon. Sejak tujuh tahun lalu, telah dibentuk organisasi Persatuan Tato Sarawak’ di Miri untuk mengakomodir para pecinta tato tradisional. Mereka rutin mengikuti kegiatan-kegiatan yang menghadirkan para profesional tato artis dari seluruh dunia. Tato dan Suku Dayak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seni lukis tubuh ini telah ada sejak lama mendarah daging di Suku Dayak. Tato bagi Suku Dayak tidak sekadar seni lukis tubuh saja. Terdapat makna dan identitas di setiap lukisan di tubuh mereka. Tato bagi sebagian suku dayak tato merupakan hal yang tidak terpisahkan dari tubuh mereka, tato bagi suku dayak adalah sesuatu yang sakral berhubungan erat dengan beberapa kejadian dan tujuan yang sudah menjadi budaya suku di Kalimantan Indonesia. Akan tetapi perlu kita ingat bahwa tidak semua suku dayak menggunakan tato, dan tidak semua suku dayak memiliki tato yang sama, beberapa tato memiliki motif yang sama hanya saja terkadang terdapat beberapa modifikasi. Pada mulanya tato digunakan sebagai identitas suku saat terjadi perang suku mengayau. Namun, setelah masa mengayau berakhir, makna tato mulai bergeser. Bagi laki-laki Dayak, kini tato menjadi tanda seseorang yang merantau. Kaum perempuan dayak juga bertato lo. Mereka boleh merajah tangan dan kaki setelah haid pertamanya. Kalau kaum lelakinya, boleh menato seluruh bagian tubuh. Ada 3 motif tato yang biasa digunakan. Pertama, motif tato yang digunakan buat mewakili dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah. Dunia atas memiliki motif burung enggang, bulan, dan dan matahari. Dunia tengah disimbolkan dengan pohon kehidupan. Sedangkan ular naga menjadi simbol dunia bawah. Motif-motif ini tak boleh asal dipakai . Fungsi motif ini untuk membedakan status sosial. Motif dunia atas hanya dapat dipakai oleh kaum bangsawan, keturunan raja, kepala adat, kepala kampung, dan pahlawan perang. Sedangkan masyarakat biasa hanya dapat memiliki tato dengan motif dunia tengah dan bawah. Tentu saja orang Dayak tidak mengenal ala-alat modern untuk membuat tato. Semuanya masih tradisional. Bahan-bahan yang biasa digunakan yaitu arang kayu damar dan kayu ulin. Warna hitam didapat dari jelaga periuk yang dibakar Sebelum mengenal jarum, mereka menggunakan pemukul dari kayu yang disebut Lutedak. Di bagian ujung diberi duri dari pohon jeruk. Mereka tinggal mengikuti pola yang ditinggalkan Klinge cetakan kayu. Tujuan Pembuatan Tato Bagi Suku Dayak Tato pada suku dayak di sebut “tutang”, setiap motif tato memiliki arti berbeda-beda, pembuatan dan peletakan tato juga tidak boleh dilakukan sembarangan. Menurut kepercayaan tato berwarna hitam yang terdapat pada suku dayak akan berubah menjadi warna emas dan menjadi penerang jalan menuju keabadian setelah mereka mati dan telah melalui upacara Tiwah. Bentuk dan gambar tato pada suku dayak umumnya di ambil dari alam seperti burung enggang yang mewakili dunia atas, tali nyawa pada cara tato dayak kalimantan katak yang mewakili dunia bawah, serta beberapa motif seperti motif bunga terong, cabang pohon dan berbagai bentuk-bentuk lain yang di ambil dari alam. Selain itu dikenal juga tutang bajai tato buaya, gambar naga, saluang murik, apui api, palapas langau sayap lalat, manuk tutang usuk, matan punei mata burung punei, manuk tutang penang, lampinak seperi salib, tutang tasak bajai dinding. Motif Tato Laki-laki dan Perempuan Suku Dayak Dibedakan Bentuk dan Tujuannya. Cara Membuat Tato Ketika pembuatan tato para keluarga biasanya dilarang keluar rumah agar tidak terjadi sesuatu yang buruk menimpa pemilik tato. Berikut adalah cara pembuatan tato oleh suku Dayak, pertama-tama damar dibakar kemudian upih pinang dibengkokan dengan menggunakan asapnya, arangnya dikumpulkan dan disimpan di lumbung buluh dan dicampur dengan sedikit air dan kemudian diletakkan di dalam bambu yang telah dibelah dua. Kemudian kulit ditato atau dicacah dengan mata tutang jarum dengan cara dipukul dengan menggunakan kayu ulin bulat sebesar jari sampai mengeluarkan darah, kemudian luka yang timbul akibat cacahan dari mata tutang tersebut dibalurkan sale damar. Selain sale damar terkadang juga dicampur dengan emas atau tembaga. Luka tato akan sembuh sekitar seminggu hingga satu bulan lamanya. Untuk membuat tato di sekujur tubuh biasanya dibutuhkan waktu hingga dua tahun, ini disebabkan karena mempertimbangkan sakit yang timbul ketika saat proses tato sedang berlangsung. Indonesia dengan keanekaragaman suku dan budayanya memiliki banyak keunikan tersendiri, salah satunya adalah keunikan motif tato Dayak dari Kalimantan. Bagi suku Dayak, gambar tato memiliki arti dan filososfinya tersendiri. Hal ini erat kaitannya dengan pengalaman-pengalaman yang suku Dayak gambarkan sebagai bentuk pengingat pengalaman pribadi maupun pengalaman spiritual. Sebagian besar tato yang dilukis nyaris menutupi seluruh anggota tubuh, bahkan ada juga yang mempunyai tato diseluruh anggota tubuh. Maka tak perlu terkejut jika memasuki perkampungan suku Dayak kemudian berjumpa dengan orang-orang tua baik pria maupun wanita yang memiliki berbagai macam tato unik diberbagai bagian tubuhnya. Gambar motif tato Dayak bukan sekedar hiasan saja, gambar-gambar ini memiliki arti dan makna yang sangat mendalam. Tato ditubuh pria suku Dayak adalah sebagai simbol dari segala hal yang berkaitan dengan Tanda inisiasi, simbol kekuatan magis, religi, pengobatan, kenangan perjalanan ataupun catatan kehidupan. Tapi, arti yang paling mendalam dari gambar motif tato Dayak tersebebut bagi mereka adalah bukti kelaki-lakian yang tahan akan penderitaan. Sedangkan tato ditubuh wanita suku Dayak adalah sebagai simbol yang menandakan bahwa wanita tersebut sudah dewasa. Ada juga gambar tato yang berfungsi sebagai penjaga dari roh-roh jahat dan sebagai penolak sakit. Dalam hal motif, motif tato Dayak dari kalimantan penuh dengan simbol serta filosofi. Mitologi Dayak dalam sketsa menampilkan sosok-sosok makhluk hiddup dalam bentuk yang abstrak. Penempatan suatu motif disuatu bagian tubuh juga memiliki maknanya tersendiri. Bagi orang Dayak, tato lebih dari sekedar gaya hidup semata. Tato di tubuh bisa menjelaskan beberapa hal, seperti Bagian dari tradisi religi, status sosial, penghargaan terhadap kemampuan atau jasa yang pernah diraih, ahli dalam ilmu pengobatan dan menandakan seseorang sering mengembara. Pembuatan Motif Tato Dayak Motif tato Dayak dari Kalimantan dulu dibuat dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Seperti jelaga dari lampu pelita atau arang periuk serta kuali, dipergunakan sebagai pewarnanya. Bahan-bahan tersebut kemudian dikumpulkan, lalu dicampurkan dengan gula kemudian diaduk sampai sedemikian rupa. Dengan menggunakan duri dari pohon jeruk yang ukurannya cukup panjang dan tingkat ketajaman yang mencukupi jika dipergunakan sebagai alat merajah. Duri tersebut bisa digunakan atau dijepitkan ketangkai kayu untuk pegangan sehingga menyerupai dalam menggunakannya. Setelah itu duri pohon jeruk dicelupkan pada tinta berbahan jelaga dan gula, kemudian pentato menusukkan duri ke kulit sesuai motif tato dayak yang ingin dibentuk. Ketika motif tato dayak yang dibuat terlalu rumit, proses perajahan bahkan bisa memakan waktu seharian. Bekas tusukan duri pohon jeruk tersebut bisa berakibat pada pembengkakan dan mengeluarkan darah. Bahkan bisa menyebabkan demam 1 sampai 2 hari. Seiring perkembangan zaman, pembuatan motif tato dayak sudah menggunakan jarum. Bahan yang digunakan juga sudah bukan jelaga lagi, karena sudah ada alternatif lain, yaitu tinta. Tinta sebagai bahan pewarna terdiri dari 2 bentuk, batu arang dan cair. Jika yang digunakan batu arang, makan sebelum digunakan harus digosok kemudian dicampurkan air. Motif tato Dayak hanya memiliki satu warna, yaitu hitam kebiru-biruan dengan gambar yang khas buatan tangan. Sedangkan tato zaman sekarang sudah jauh lebih rapih dan memiliki banyak varian warna berkat peralatan mesin dan tintanya. Makna Motif Tato Dayak Panglima perang Dayak Panglima Damai, Edy Barau mengatakan. Motif yang digunakan masyarakat dayak, khususnya Dayak Iban untuk mengukir tubuh berhubungan erat dengan kehidupan di alam hutan Dengan demikian, motif tato dayak ada yang berasal dari binatang maupun tumbuhan, bunga dan buah. Semua ini memiliki arti dan makna bagi suku Dayak. Menurut Edy, ada tujuh bentuk motif tato dayak yang berhubungan erat dan sering digunakan dalam masyarakat Dayak Iban. Selain itu, untuk tempat atau lokasi untuk mengukir gambar tidak boleh sembarangan. Ketujuh motif tato Dayak itu adalah Motif rekong, bunga terong, ketam, kelingai, buah andu, bunga ngakabang atau bunga tengkawang dan bunga terung keliling pinggang. Masing-masing motif ini memiliki makna yang berbeda-beda. 1. Motif Rekong Motif Rekong biasanya diukir pada leher. Bagi suku Dayak Iban, seseorang yang mendapat ukiran rekong adalah orang yang mempunyai kedudukan dimasyarakat. Seperti Timanggong/Temanggung dan panglima perang. Ataupun orang yang dianggap sesepuh di kampung halamannya sendiri, maupun di tempat merantau. Motif rekong juga berbeda-beda bentuknya, tergantung dari jabatan dan kedudukan. Selain itu, antara sub suku Dayak yang satu dengan yang lainnya juga memiliki motif rekong yang berbeda. Tapi, tetap memiliki makna yang sama. Untuk motif rekong sendiri biasanya berupa gambar sayap kupu-kupu, kalajengking dan udang. Intinya lebih cenderung berbentuk binatang-binatang. Sub suku Dayak yang biasanya memiliki motif rekong adalah Dayak Kayan, Dayak Iban dan Dayak Taman. Sementara masyarakat Dayak biasa yang memiliki tato rekong di leher akan dikenakan hukuman adat. Namun sekarang hukum ini sudah tidak berlaku lagi, karena sebagian suku Dayak memandangnya sebagai seni saja. 2. Motif Bunga Terong Bunga terong adalah kebanggaan suku Dayak Iban, kalimat “Bunga terong sudah naik” atau yang memiliki arti “orang itu sudah profesioanal” sering diucapkan masyarakat Iban. Umumnya motif tato bunga terong diukir pada bahu, sehingga bunga terong juga memberi makna pangkat atau kedudukan. Bentuk dan jenis bunga terong yang digunakan juga ada berbagai macam, letak pengukirannya pun berbeda-beda. Ada tato bunga terong yang diukir pada bagian lengan, tangan, kaki dan perut. Ada juga yang mengukir seluruh tubuhnya dengan motif tato bunga terong. 3. Motif Ketam Motif ketam memberikan arti hidup selalu menyentuh alam. Meski begitu, ketam biasanya diukir pada bagian tubuh belakang atau tepatnya di daerah punggung. 4. Motif Kelingai Motif kelingai melambangkan binatang yang ada di lubang tanah. Motif ini juga memberikan arti hidup kita tidak pernah lepas dari alam ataupun bumi. Motif kelingai biasanya di ukir pada bagian pada atau betis. 5. Motif Buah Andu Motif buah andu biasanya diukirkan pada bagian belakang paha, maknanya adalah ketika merantau kita orang Dayak selalu berjalan jauh. Buah andu juga makanan untuk penyambung hidup. Jadi, motif ini juga memiliki arti kehidupan. 6. Motif Bunga Ngkabang atau Bunga Tengkawang Motif bunga ngkabang atau bunga tengkawang juga memiliki arti sumber kehidupan. Bunga tengkawang adalah bunga yang paling banyak di tempat asal suku Dayak Iban. Ukiran ini biasanya ada di atas perut. 7. Motif Bunga Terung keliling pinggang Motif bunga terung keliling pinggang ada yang memiliki jumlah kelopak enam ada juga yang berjumlah delapan. Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga terung keliling pinggang biasanya memakai bunga yang memiliki delapan kelopak. Biasanya orang Dayak yang memiliki motif ini sudah puas merantau atau sudah pernah merantau ke berbagai tempat. Makna Motif Tato Dayak yang Masih ada berbagai macam motif tato dayak lain yang juga memiliki makna yang mendalam, seperti Kelatan, biasanya motif ini diukir pada bagian leher. artinya yang merupakan hiasan bagi kaum wanita. Telingkai puntul, motif ini biasanya diukir pada bagian kiri atau kanan badan bagian bawah. Artinya bahwa kelamin pria dipasang alat perangsang dalam hubungan intim. Telingai besai, motif ini merupakan tanda bagi orang yang benyak berjalan jauh atau pengembara. Tali sabit dan tali gasing, kedua motif ini biasanya ada pada bagian pergelangan tangan, motif memiliki arti seperti perhiasan. Tebulun, motif ini biasanya terdapat pada bagian belakang ibu jari. Arti dari motif ini adalah orang yang suka membantu dalam mengayau, untuk kamu wanita paintar bertenun atau rajin. Sekarang ini, hanya sebagian kecil suku Dayak yang masih mempertahankan budaya ini. Semoga dengan artikel ini, motif tato Dayak di Kalimantan masih bisa terus diingat dan bisa menjadi pengingat generasi selanjutnya. Bahwa di Indonedia terdapat tato tradisional tertua di dunia, bahkan lebih tua dari tato mesir. Yaitu tato tradisional suku Dayak dari Kalimantan. Uniknya Tato Dayak dan Maknanya MEGAPOLITANJATIM,.Tato adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh dunia. Tato sebagai lambang atau simbol yang dipakai dibagian tubuh untuk tujuan tertentu Seperti seni, identitas diri, bahkan menjadi hobby atau sebagainya. Menurut para ahli sejarah budaya, tato ini sudah muncul sejak tahun SM. Pada zaman dahulu tato dilambangkan sebagai ritual pada suku—suku seeperti Mmaori, Incca, Ainu, polynesians. Tato yang merupakan bagian body painting adalah suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda yang dipertajam yang terbuat dari flora. Gambar tersebut dihiasi dengan pigmen berwarna warni Abdul Hatib, 2006 83. Tradisi tato sudah dikenal oleh masyarakat zaman dahulu sampai pada akhirrnya populer di kalangan masyarakat modern dan dominan banyak diminati oleh anak muda. Masyarakat suku di Indonesia memiliki beragam budaya yang unik, salah satunya tradisi tato pada masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat. Tato sungguh tdak asing lagi bagi masyarakat Dayak. Memang tidak semua suku Dayak memiiliki tradisi tersebut, namun pada suku Dayak Iban zaman dahulu tradisi melukis di tubuh ini adalah kegiatan religius. Tato bukan hanya sebuah simbol dengan sembarangan dapat dipakai orang seperti sekarang ini mengingat perkembangan tato melaju pesat didukung teknologi yaang mempermudah proses pembuatan tato pada tubuh Topik mengenai tato menarik untuk Di bahas karena budaya tato pada masyarakat Dayak bukan tradisi sembarangan, ini merupakan sebuah kegiatan religus masyarakat suku, sehingga budaya tato layak diteliti. Tato sebagai bagian dari tradisi religi, status sosial, penghargaan, ahli pengobatan atau menandakan sesorang senang mengembara, tato tersebut berhubungan erat dengan kehidupan dari alam dan mitologi-mitologi Dayak. Seperti contoh tato bunga terong dipinggang, menandakan ia adalah seseorang yang sudah mengembara ke suatu tempat. Di masyarakat Dayak Iban, tato menggambarkan status sosial. Kepala adat, kepala kampung, dan panglima perang menato diri dengan simbol dunia atas. Simbol dunia bawah hanya menghiasi tubuh masyarakat biasa. Motif ini diwariskan turun-temurun untuk menunjukkan garis kekerabatan. Motif yang digunakan masyarakat Dayak Iban untuk mengukir pada tubuh berhubungan erat dengan kehidupan alam hutan. Dengan demikian, motifnya ada yang berasal dari tumbuhan seperti bunga, dan buah yang semua memiliki makna bagi masyarakat Dayak Iban Ada tujuh bentuk motif tato yang berhubungan erat dan sering digunakan masyarakat Dayak Iban. Selain motif, tempat atau lokasi untuk diukirkan gambar juga tidak bisa sembarangan. 1 motif rekong 2 bunga terong, 3 ketam, 4 Kelingai 5 buah andu, 6 bunga ngkabang tengkawang 7 dan bunga terung keliling pinggang yang masing-masing memiliki makna. Tato atau ukir rekongleher Bagi masyarakat Dayak Iban seseorang yang mendapatkan ukiran rekong adalah orang yang mempunyai kedudukan masyarakatnya, seperti Timanggong/Temanggung dan Panglima atau orang yang dituakan di kampung halamannya sendiri maupun di tempat merantau. Motif rekong, berbeda-beda bentuknya karena disesuaikan dengan jabatan dan kedudukan. Selain itu, antara sub suku Dayak yang satu dengan yang lainnya juga memiliki bentuk motif yang berbeda tapi memiliki makna yang sama. Motif rekongleher dapat berupa sayap kupu-kupu, kalajengking merayap dan kepiting. Intinya cenderung berbentuk motif binatang. Masyarakat Dayak yang biasanya tato rekong di leher adalah Dayak Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Iban. Sementara masyarakat Dayak biasa yang tato rekong di leher akan dikenakan sanksi atau hukuman adat. Bunga terong Bunga terong merupakan bunga kebanggaan masyarakat Dayak Iban. “Bunga terong sudah naik, orang itu sudah profesional, kalimat itu sering diucapkan masyarakat Iban. Karena terong itu kebanggaan masyarakat Iban. Terong juga memberi makna pangkat/kedudukan sebab umumnya letak pertama ada di bahu. Bentuk motif dan jenis bunga terong ada berbagai macam dan letaknya juga berbeda. Ada yang tato terong dan meletakannya di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga mengukir seluruh tubuhnya dengan bunga terong. Bunga terong ada yang bersayap enam dan ada yang delapan. Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga terong keliling pinggang delapan buah berarti orang itu sudah penuh atau sudah puas merantau. Motif bunga terong merupakan bunga kebangaan masyarakat Dayak Iban, bunga tarong juga bermakna pangkat/kedudukan, sebab umumnya letak pertama ada di bahu sebelah kiri dan kanan. Masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga tarong adalah seorang yang pemberani dan sudah membunuh, mengayau memenggal kepala musuh saat perang suku, zaman dulu orang yang memakai bunga terong disebut panglima perang Motif kelingai Sementara motif kelingai melambangkan binatang yang ada di lubang tanah memberikan arti hidup kita tidak terlepas dengan alam atau bumi. Motif kelingai biasanya diletakan di paha atau betis. Motif ketam Motif ketam juga memberikan arti hidup selalu menyentuh dengan alam. Meski begitu, ketam biasanya diletakan pada tubuh bagian punggung atau tepatnya dibelakang punggung. Sedangkan motif buah andu dan bunga ngkabang atau bunga tengkawang melambangkan sumber kehidupan. Buah tengkawang merupakan bunga yang paling banyak di kampung masyarakat Iban dan ditatokan di atas perut. Motif buah andu Motif buah andu pada umumnya diukirkan di belakang paha, yang memberi arti, ketika merantau kita selalu berjalan jauh dan buah andu sebagai makanan untuk menyambung hidup.da/sof

gambar bunga terong suku dayak